Featured Post Today
print this page
Latest Post

Pembuatan prosesor lengkap

Pembuatan prosesor lengkap

Silikon merupakan unsur kimia yang paling berlimpah di muka bumi setelah oksigen. Pasir (terutama quartz), mempunyai persentase silikon yang tinggi di dalam bentuk Silicon Dioxide (SiO2) dan pasir merupakan bahan pokok untuk memproduksi semiconductor.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah memperoleh mentahan dari pasir dan memisahkan silikonnya, materil yang kelebihan dibuang. Lalu, silikon dimurnikan secara bertahap hingga mencapai kualitas ‘semiconductor manufacturing quality’, atau biasa disebut ‘electronic grade silicon‘. Pemurnian ini menghasilkan sesuatu yang sangat dahsyat dimana ‘electronic grade silicon’ hanya boleh memiliki satu ‘alien atom’ di tiap satu milyar atom silikon. Setelah tahap pemurnian silikon selesai, silikon memasuki fase peleburan. Dari gambar di atas, kita bisa melihat bagaimana kristal yang berukuran besar muncul dari silikon yang dileburkan. Hasilnya adalah kristal tunggal yang disebut ‘Ingot’.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Kristal tunggal ‘Ingot’ ini terbentuk dari ‘electronic grade silicon’. Besar satu buah ‘Ingot’ adalah 100 Kilogram atau 220 pounds, dan memiliki tingkat kemurnian silikon hingga 99,9999999 persen.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah itu, ‘Ingot’ memasuki tahap pengirisan. ‘Ingot’ di iris tipis hingga menghasilkan ‘silicon discs’, yang disebut dengan ‘Wafers’ yang tebalnya hanya 1mm.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah diiris, ‘Wafers’ dipoles hingga benar-benar mulus sempurna, permukaannya menjadi seperti cermin yang sangat-sangat halus. Kenyataannya, Intel tidak memproduksi sendiri ‘Ingots’ dan ‘Wafers’, melainkan Intel membelinya dari perusahaan ‘third-party’. Processor Intel dengan teknologi 45nm, menggunakan ‘Wafers’ dengan ukuran 300mm (12 inch), sedangkan saat pertama kali Intel membuat Chip, Intel menggunakan ‘Wafers’ dengan ukuran 50mm (2 inch).
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Cairan biru seperti yang terlihat pada gambar di atas, adalah ‘Photo Resist’ seperti yang digunakan pada ‘Film’ pada fotografi. ‘Wafers’ diputar dalam tahap ini supaya lapisannya dapat merata halus dan tipis.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Di dalam fase ini, ‘Photo Resist’ disinari cahaya ‘Ultra Violet’. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses ini mirip dengan ‘Film’ kamera yang terjadi pada saat kita menekan shutter (Jepret!).
Daerah paling kuat atau tahan di ‘Wafer’ menjadi fleksibel dan rapuh akibat efek dari sinar ‘Ultra Violet’. Pencahayaan menjadi berhasil dengan menggunakan pelindung yang berfungsi seperti stensil. Saat disinari sinar ‘Ultra Violet’, lapisan pelindung membuat pola sirkuit. Di dalam pembuatan Processor, sangat penting dan utama untuk mengulangi proses ini berulang-ulang hingga lapisan-lapisannya berada di atas lapisan bawahnya, begitu seterusnya.
Lensa di tengah berfungsi untuk mengecilkan cahaya menjadi sebuah fokus yang berukuran kecil.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Dari gambar di atas, kita dapat gambaran bagaimana jika satu buah ‘Transistor’ kita lihat dengan mata telanjang. Transistor berfungsi seperti saklar, mengendalikan aliran arus listrik di dalam ‘Chip’ komputer. Peneliti Intel telah mengembangkan transistor menjadi sangat kecil sehingga sekitar 30 juta ‘Transistor’ dapat menancap di ujung ‘Pin’.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah disinari sinar ‘Ultra Violet’, bidang ‘Photo Resist’ benar-benar hancur lebur. Gambar di atas menampakan pola ‘Photo Resist’ yang tercipta dari lapisan pelindung. Pola ini merupakan awal dari ‘transistors’, ‘interconnects’, dan hal yang berhubungan dengan listrik berawal dari sini.
Meskipun bidangnya hancur, lapisan ‘Photo Resist’ masih melindungi materiil ‘Wafer’ sehingga tidak akan tersketsa. Bagian yang tidak terlindungi akan disketsa dengan bahan kimia.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah tersketsa, lapisan ‘Photo Resist’ diangkat dan bentuk yang diinginkan menjadi tampak.
‘Photo Resist’ kembali digunakan dan disinari dengan sinar ‘Ultra Violet’. ‘Photo Resist’ yang tersinari kemudian dicuci dahulu sebelum melangkah ke tahap selanjutnya, proses pencucian ini dinamakan ‘Ion Doping’, proses dimana partikel ion ditabrakan ke ‘Wafer’, sehingga sifat kimia silikon dirubah, agar CPU dapat mengkontrol arus listrik.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Melalui proses yang dinamakan ‘Ion Implantation’ (bagian dari proses Ion Doping) daerah silikon pada ‘Wafers’ ditembak oleh ion. Ion ditanamkan di silikon supaya merubah daya hantar silikon dengan listrik. Ion didorong ke permukaan ‘Wafer’ dengan kecepatan tinggi. Medan listrik melajukan ion dengan kecepatan lebih dari 300,000 Km/jam (sekitar 185,000 mph)
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah ion ditanamkan, ‘Photo Resist’ diangkat, dan materil yang berwarna hijau pada gambar sekarang sudah tertanam ‘Alien Atoms’
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Transistor ini sudah hampir selesai. Tiga lubang telah tersketsa di lapisan isolasi (warna ungu kemerahan) yang berada di atas transistor. Tiga lubang ini akan diisi dengan tembaga, yang berfungsi untuk menghubungkan transistor ini dengan transistor lain.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
‘Wafers’ memasuki tahap ‘copper sulphate solution’ pada tingkat ini. Ion tembaga disimpan ke dalam transistor melalui proses yang dinamakan ‘Electroplating’. Ion tembaga berjalan dari terminal positif (anode) menuju terminal negatif (cathode).
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Ion tembaga telah menjadi lapisan tipis di permukaan ‘Wafers’.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Materil yang kelebihan dihaluskan, meninggalkan lapisan tembaga yang sangat tipis.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Nah udah mulai ribet. Banyak lapisan logam dibuat untuk saling menghubungkan bermacam-macam transistors. Bagaimana rangkaian hubungan ini disambungkan, itu ditentukan oleh teknik arsitektur dan desain tim yang mengembangkan kemampuan masing-masing processor. Dimana chip komputer terlihat sangat datar, sebenarnya memiliki lebih dari 20 lapisan untuk membuat sirkuit yang kompleks. Jika kamu melihat dengan kaca pembesar, kamu akan melihat jaringan bentuk sirkuit yang rumit, dan transistors yang terlihat futuristik, ‘Multi-Layered Highway System’.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Ini hanya contoh kecil dari ‘Wafer’ yang akan melalui tahap test kemampuan pertama. Di tahapan ini, sebuah pola test dikirimkan ke tiap-tiap chip, lalu respon dari chip akan dimonitor dan dibandingkan dengan ‘The Right Answer’.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Setelah hasil test menunjukan bahwa ‘Wafer’ lulus, ‘Wafer’ dipotong menjadi sebuah bagian yang disebut ‘Dies’. Coba anda lihat, proses yang rumit tadi ternyata hasilnya kecil saja. Pada gambar paling kiri itu ada 6 kelompok ‘Wafer’, pada gambar kanannya sudah berapa ‘Wafer’ tuh !!!
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
‘Dies’ yang lulus test, akan diikutkan ke tahap selanjutnya yaitu ‘Packaging’. ‘Dies’ yang tidak lulus, dibuang.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Ini adalah gambar satu ‘Dies’, yang tadinya dipotong pada proses sebelumnya. ‘Dies’ pada gambar ini adalah ‘Dies’ dari Intel Core i7 Processor.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Lapisan bawah, ‘Die’, dan ‘Heatspreader’ dipasang bersama untuk membentuk ‘Processor’. Lapisan hijau yang bawah, digunakan untuk membentuk listrik dan ‘Mechanical Interface’ untuk Processor supaya dapat berinteraksi dengan sistem PC. ‘Heatspreader’ adalah ‘Thermal Interface’ dimana solusi pendinginan diterapkan, sehingga Processor dapat tetap dingin dalam beroperasi.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
‘Microprocessor’ adalah produk terkompleks di dunia ini. Faktanya, untuk membuatnya memerlukan ratusan tahap dan yang kita uraikan sebelumnya hanyalah yang penting saja.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Selama tes terakhir untuk Processor, Processor di tes karakteristiknya, seperti penggunaan daya dan frekwensi maksimumnya.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
Berdasarkan hasil test sebelumnya, Processor dikelompokan dengan Processor yang memiliki kemampuan sama. Proses ini dinamakan dengan ‘Binning’, ‘Binning’ ditentukan dari frekwensi maksimum Processor, kemudian tumpukan Processor dibagi dan dijual sesuai dengan spesifikasi stabilnya.
PROSES PEMBUATAN PROSESOR
0 komentar

AMD VS INTEL

AMD VS INTEL



Sebelum memulai tulisan ini saya ingin bertanya kepada Anda. Apabila Anda saya beri uang Rp. 6 juta dan Anda saya minta uang itu Anda habiskan untuk membeli sebuah computer / laptop, maka pertanyaannya adalah, apa yang akan Anda lakukan??

Sebelum Anda menjawab, biarkan saya menebak terlebih dahulu. Anda pasti akan memilih sebuah computer yang memiliki spek processor tertinggi yang ada saat ini. Betul kan?

Pertanyaan kedua, ketika anda memilih sebuah processor dengan spek tertinggi maka apa yang ada dipikiran Anda?? Sstt.. nggak perlu buru-buru menjawab, biar saya tebak dulu..pasti anda akan memilih Intel Pentium Core i5 kan?? Hmm..saya sudah tahu!

Jika anda berpikir bahwa Intel adalah pilihan terbaik bagi anda, silahkan..tetapi sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu alasannya, kenapa anda memutuskan untuk memilih processor buatan perusahaan tersebut. Kenapa Anda tidak berfikir untuk membeli produk perusahaan lain, seperti AMD, misalnya.Bingung? Baik, akan saya bantu anda untuk mengungkap alasannya.. Begini, Perkembangan teknologi prosesor memang begitu pesatnya akhir-akhir ini. Dalam setahun bisa muncul beberapa jenis prosesor yang baru. Hal ini dipicu oleh Pertama oleh tuntutan pengembangan itu sendiri. Kedua oleh persaingan sengit antara 2 raksasa produsen prosesor, Intel dan AMD.

Sebagai orang awam, tentu kita tidak paham masalah-masalah teknis, itu adalah bagian orang IT. Tapi setidaknya kita harus tahu jenis prosesor apa saja yang ada saat ini, sehingga saat kita akan membeli komputer kita, sedikit banyak, tahu apa yang kita beli. Intel vs AMD ? Dari beberapa produsen prosesor, hanya ada 2 nama yang menguasai pasar, Intel dan AMD (Advance Micro Device).

Bagi sebagian besar orang awam, malah hanya tahu satu nama, yaitu Intel. Bahkan ada yg hanya mengenal salah satu merk dagang dari Intel, yakni Pentium. Memang Pentium adalah nama prosesor Intel yg paling melegenda. Bagi orang yg agak “mengerti” tetek bengek komputer, mungkin sudah kenal nama AMD. Tapi nama ini dipersepsikan sebagai prosesor yang murahan, panas, jelek dan imitasi dari prosesor Intel. Persepsi ini tdk bisa dipersalahkan 100%.

Awalnya AMD memang hanya membuat prosesor dgn “menjiplak” teknologi Intel dan atas “restu” pihak Intel, tentu saja. Namun, karena satu dan lain hal, terjadi persengketaan yg cukup sengit antara Intel dan AMD dan pengadilan mengharuskan AMD mengembangkan sendiri teknologi pembuatan prosesornya. Dari sejak itu, para engineer AMD terpaksa bekerja keras siang dan malam. Kucuran keringat mereka itu tidak sia².

Setelah beberapa tahun “tirakat” di dalam laboratorium, mereka berhasil membuat prosesor yang bisa mengimbangi, bahkan dlm suatu periode waktu tertentu, mengungguli “guru”nya, dlm hal ini Intel, tentu saja.

Namun harus diakui bahwa dalam bidang pemasaran AMD masih tertinggal jauh dari Intel, tetapi tidak dalam bidang teknologinya. Jadi persepsi bahwa AMD itu murahan, jelek, panas, imitasi dan yg negatif² lainnya, saat ini sudah tidak berlaku lagi. Kita punya pilihan yang sama² mumpuni untuk prosesor, Intel atau AMD. Adu Balap Kecepatan Prosesor Dulu kinerja prosesor dilihat dari kecepatannya, yang diukur dengan satuan MHz (Mega Hertz) atau GHz (Giga Hertz).

Produsen prosesor terus berlomba menciptakan prosesor dgn kecepatan tertinggi. Sejak jamannya Pentium 4 kecepatan prosesor sudah lebih dari 1.000 MHz sehingga mulai populer lah satuan GHz (1 GHz = 1.000 MHz) dalam mengukur kecepatan prosesor. Perlombaan ini seakan tak ada batasnya, 2 GHz terlampaui, 3 GHz terlampaui.

Sampailah pada suatu titik dimana mulai terjadi keterbatasan (limitasi) dlm meningkatkan kecepatan prosesor. Limitasi yg paling sulit diatasi adalah temperatur. Semakin cepat prosesor, semakin tinggi panas yang dihasilkan, semakin diperlukan sistem pendinginan yg lbh canggih. Limitasi lain adalah konsumsi daya, semakin cepat prosesor, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Efisiensi lalu menukik tajam.

Pada titik ini, para perancang prosesor mulai menciptakan ajang adu balap yang baru, dlm hal ini adu kinerja dan efisiensi prosesor. Adu Balap Kinerja Prosesor Pihak pertama yg menyadari bahwa adu cepat, pada suatu titik, akan menjadi sebuah ke-sia²an adalah AMD. Mereka sadar akan sulit bersaing dengan Intel kalau mereka berpacu di lintasan balap yg sama. Mereka mengembangkan prosesor tdk lagi berbasis kecepatan tapi berbasis kinerja. Yang jadi ukuran bukan lagi tingkat kecepatan (speed rating) melainkan tingkat kinerja (perfromance rating).

Dengan cerdik AMD menamai prosesornya tidak dengan kecepatan (berapa GHz) tapi dengan angka perfromance ratingnya. Dan tolok ukurnya juga mereka sendiri yg menentukan. Jadi orang akan sulit memperbandingkan apple to apple antara prosesor AMD dan Intel pada saat itu. Contohnya, AMD mengeluarkan prosesor dgn kecepatan “hanya” 1.8 GHz, mereka memberi nama Athlon64 3000+. Angka 3000 secara tersamar mengacu ke angka 3 GHz. Mereka seakan hendak mengatakan bahwa Athlon64 3000+ (sekalipun kecepatannya hanya 1.8 GHz) memiliki kinerja mengimbangi prosesor (Intel) yg berkecepatan 3 GHz. Dan pada kenyataannya memang, lebih kurang, demikian.

Dengan kecepatan yg relatif rendah itu, maka panas yg dihasilkan tdk terlampau tinggi dan lbh hemat daya. Biaya produksinya pun bisa ditekan lbh rendah. Toh pada akhirnya para pengguna komputer tdk peduli berapa GHz kecepatan prosesornya, yang penting seberapa banyak output kinerjanya. Sesuai tidak dgn uang yg sdh mereka bayarkan. Akhirnya , mau tak mau, Intel juga menganut filosofi yg sama. Mereka menamai prosesor dgn kode² huruf dan angka yg tidak mengacu lagi kepada kecepatan. Pentium D 631 adalah salah satu contohnya.

Prosesor Berinti Banyak Ketika penggunaan komputer semakin meluas dan beragam, dituntut pula prosesor yang bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Sudah jamak sekarang ini orang mengetik laporan di komputer sekaligus mendengarkan musik dan pada saat yang sama dia sedang merubah (convert) file musiknya dari format CD ke format mp3 unt dipindah ke mp3 playernya. Istilahnya kerennya multi-tasking, mengerjakan beberapa hal sekaligus di satu komputer yg sama.

Pada komputer yg inti (core) prosesornya hanya satu (single core), hal ini memang masih bisa dikerjakan. Namum krn “otak”nya (core adalah otak dari prosesor) cuma 1 terpaksa bbrp tugas itu dikerjakan secara bergantian dan bergiliran. Untuk tugas² yg “ringan” seperti mendengarkan musik sambil mengetik surat, misalnya, prosesor single core masih mampu menanganinya tanpa si pengguna merasa “terganggu”. Tapi kalau tugas² itu cukup “berat” seperti converting file, main game 3D dsb, kadang terjadi lag atau program terhenti sejenak. Kalau mendengarkan musik, maka alunan suara akan terdengar putus². Itu tandanya prosesor sdh kewalahan menangani tugas yg ber-tumpuk².

Produsen prosesor merespons tuntutan para penggunanya dengan menciptakan prosesor yg memiliki lebih dari 1 core (multi core). Angka yg terdekat setelah 1 tentu saja 2. Maka lahirlah prosesor berinti 2 (dual core). Intel mulai dgn Pentium D (PD) dan AMD mulai dgn Athlon64 X2 (A64 X2). Meskipun sama² memiliki 2 cores, secara prinsip keduanya berbeda arsitektur. PD menempatkan kedua coresnya dlm 2 chip yg berbeda sedangkan A64 X2 kedua cores berada dlm 1 chip. Biar gampang kita umpamakan saja prosesor itu sebuah rumah. Lalu chip adalah kamar dan core adalah orang. Pada PD, dua orang itu menempati 2 kamar yg berbeda dlm 1 rumah itu. Otomatis krn kamarnya berbeda, untuk bisa saling komunikasi mereka harus memakai interkom atau telepon, misalnya.

Sedang A64 X2 menempatkan kedua orang itu dlm 1 kamar sehingga komunikasi diantara keduanya jauh lbh mudah. Jadi PD memiliki 2 chip dlm 1 prosesor, sedang A64 X2 hanya punya 1 chip. Istilah dual core jadi rancu ketika Intel mempromosikan PD sbg dual core, padahal pengertian sesungguhnya dari dual core adakah struktur yg dipakai di A64 X2

Sejatinya struktur PD lbh tepat disebut double core. Tapi okey lah, bagi kita orang awam tdk penting betul dual core atau double core. Kemudian Intel meluncurkan prosesor yg real dual core dgn nama dagang Core® 2 Duo (C2D). Mereka ingin nama dagang Core bisa menggantikan Pentium, tapi rupanya konsumen masih menempatkan nama Pentium dalam top-of-mind mereka. Sulit unt melupakan Pentium.

Akhirnya Intel meluncurkan juga Pentium Dual Core dgn serie E21xx. Nah, tambah membingungkan lagi kan, ada Pentium D yg diklaim dual core, ada C2D yg memang betul² dual core, lalu ada pula Pentium Dual Core E21xx. Yah, bahasa marketing memang kadang suka membuat bingung. Apalagi kalau marketingnya kelewat canggih kayak Intel. Tapi secara hirarkis berdasar kinerjanya (pada speed yg sama), untuk prosesor Intel berinti 2 (biar tdk bingung antara double core dan dual core) adalah sebagai berikut · C2D serie E8xxx · C2D serie E6xxx · C2D serie E4xxx · Pentium Dual Core E21xx · Pentium D Sekarang sudah ada prosesor dengan 4 cores. Intel punya Core 2 Quadro (C2Q) sedang AMD punya Phenom X4. Memang persaingan di antara keduanya tdk pernah habis (dan semoga jangan sampai habis) karena dgn adanya persaingan maka teknologi akan semakin cepat berkembang.

Konsekuensinya harus lbh sering ganti komputer, atau minimal upgrade, krn para pembuat perangkat lunak pun akan berlomba menggunakan teknologi perangkat keras yg telah tersedia di pasar. Siapkan dompet yg lebih tebal, terutama unt Anda yg selalu haus mencicipi teknologi terbaru AMD Triple-Core Amerika Serikat, 17 September 2007. Tiga core prosesor, mengapa tidak?

Sepertinya itulah yang ada di benak para ahli di AMD. Kemarin baru saja AMD memberikan berita resmi bahwa awal tahun 2008 mereka akan meluncurkan prosesor baru dengan triple-core. Prosesor baru ini dimasukkan ke keluarga prosesor quad-core AMD (Phenom) yang rencananya dirilis tahun depan.

Pada dasarnya prosesor triple-core ini menggunakan desain yang sama dengan quad-core, namun AMD “mematikan” satu core sehingga hanya tiga core yang berfungsi. Bob brewer, corporate vice president of marketing and strategy dari AMD menjelaskan bahwa sampai saat ini penjualan prosesor quad-core masih sedikit dan belum banyak software yang mendukung optimalisasi empat core. Akan tetapi, banyak aplikasi dan pengguna yang menginginkan “sedikit tenaga lebih” dibandingkan prosesor dual-core, di sinilah prosesor triple-core mereka akan mengisi pasar. Lebih lanjut Brewer mengaku bahwa kelahiran prosesor baru ini tidaklah direncanakan, namun efek dari proses produksi quad-core AMD yang baru. “Quad-core kami menggunakan desain yang berbeda dan lebih canggih (dari Intel), satu kesalahan kecil saja akan menghancurkan satu batch prosesor di proses produksi”. Prosesor dengan tiga core inilah yang kemudian muncul dari produksi quad-core AMD yang tidak berhasil lolos uji lab. Belum diperoleh data yang akurat tentang gambaran kinerja prosesor triple-core AMD. Akan tetapi jike memuaskan, tampaknya AMD bisa menambah ceruk pasarnya di dunia prosesor, terutama bila perusahaan asal California ini pintar mematok harganya.

Prosesor Quad-Core Opteron AMD memperkenalkan 4 prosesor Quad-Core AMD Opteron SE yang diklaim bakal membantu para manager TI dalam mengembangkan kemampuan datacenter mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan komputasi di lingkungan perusahaan. Dibandingkan investasi untuk proprietary hardware yang sangat mahal, prosesor produk ini dijanjikan bakal mempermudah perusahaan mengembangkan datacenter mereka dengan lebih mudah dan terjangkau ke server yang menawarkan fungsionalitas kelas enterprise pada harga standar.

Penambahan inti menjadi 4 socket dan 8 socket pada server x86 ini memungkinkan pengguna mendapatkan keuntungan terbaik dalam performa dan efisiensi, yang sangat penting untuk menangani aplikasi-aplikasi database dan virtualisasi. Sistem Prosesor Quad-Core AMD Opteron SE akan tersedia dari perusahaan OEM Global dan penyedia solusi, termasuk Hewlett-Packard, Sun Microsystems, Dell dan IBM. Prosesor Quad Core AMD Opteron dengan model 2360 SE (2,5 GHz), 2358 SE (2,4 GHz), 8360 SE (2,5 GHz) dan 8358 SE (2,4 GHz) telah tersedia dan telah mencatatkan rekor benchmark untuk performa di industri.

Nah, Bagaimana?? Sekarang saatnya anda menentukan pilihan…Intel atau AMD??

Hmm..Apapun pilihan Anda, jangan lupa sisakan uang Anda untuk mentraktir teman-teman Anda atas komputer yang baru saja Anda beli…he..he..
0 komentar

Cyrix Joshua

Cyrix Joshua

Cyrix Joshua Sample
Perhaps one of the most confusing, and misreported processor stories is that of the Cyrix Joshua processor.  More correctly known as the VIA Cyrix III Joshua.  Cyrix began sampling this successor to the MII in 1999, a tumultuous time in Cyrix’s history, as they were in the midst of being sold to VIA by National Semiconductor.  The Joshua never made it into full production, being quickly killed off by the Centaur designed Samuel core. Centaur was the processor division of IDT which produced the Winchip series, bought by VIA only a month after their purchase of Cyrix.
Adding to the confusion was Cyrix bountiful use of code names for its upcoming products, with many seeming to overlap, change or be redundant.  Understanding the methodology of their naming will greatly increase ones understanding of the products.  Cyrix used a code name for the core of a processor, as well as a separate name for what application that core was going to be used in.  Just like Intel used the P6 core for the PII, Celeron, and Xeon, Cyrix intended its cores to be able to be used in several products.
In the late 1990′s Cyrix had two new cores under development.  The first was the Cayenne, an evolution of the 6x86MX/MII processor.  The Cayenne was essentially an MII, with a dual (rather then single) issue FPU, support for 3DNow! instructions, and perhaps most importantly, a 256K 8-way associative on-die L2 cache.  It retained the 7 stage pipeline of the MII, the 256 byte scratch pad L0 cache, an almost identical X-Y integer unit and the same 64K L1 cache.  Cyrix had had industry leading integer performance, but always lagged in the area of FPU performance.  The dual issue FPU was their attempt to help remedy this.  However, FPU intensive benchmarks, such as Quake 3, showed the Cayenne core to be about half as fast as a Celeron of equal rating (500MHz vs PR500 Cyrix).  Business apps, heavy in integer and light on floating point, showed the integer strength of the Cyrix, with a 400MHz Cyrix matching a 500MHz Celeron.

The Cayenne core was slated to be used in at least 3 different products.  The first was the MXi, this was the successor to the MediaGX and thus would be highly integrated, including a PCI Bus controller, SDRAM controller, MPEG/DVD acceleration, 2D/3D Graphics as well as audio capabilities. The Jedi was to be a socket 7 (Super 7 really) compatible processor based on the Cayenne core.  This was canceled in 1999 (nothing to do with potential lawsuits from Lucas Films as often was rumored).  The third use of the Cayenne core was the Gobi, this was to be a Socket 370 compatible processor and it is this version that was widely sampled, and benchmarked, by many hardware review sites, magazines, etc.  When VIA purchased Cyrix on June 30, 1999 the Gobi project was allowed to continue, MXi, and other projects were quickly shut down.  The Gobi codename did not fit with VIAs core naming scheme however, thus is was renamed.

Cyrix MXi 133MHz ES – Early 1999
Thus the Cyrix III Joshua (a leader of Israel in the Old Testament, and keeping in line with VIA’s Wen Chi Chen’s Christian code names) was born.  The Joshua, with its 7-stage Cayenne core was expected to top out at around 600MHz.  VIA planned on replacing it then with the Samuel core, which, developed by the recently purchased Centaur team, had 12 stages and thus could be easily clocked higher.  Unfortunately the thermal, and power envelope of the Joshua did not meet VIA’s needs for it.  At 450 MHz Joshua was consuming close to 25 Watts, while the Samuel core drew closer to 6 Watts at similar clocks.  This led VIA to cancel the Joshua project, and use the Centaur C5 Samuel core for the Cyrix III processor line.
This story is not complete without covering the other Cyrix core under development at the time of the VIA purchase.  This was the Jalapeno core.  The Jalapeno was a complete new core, dual issue FPU, register renaming, and out-of-order execution all were supported.  It was based on an 11 stage pipeline and was expected to be clocked in the 600-800MHz range.  The Jalapeno core was to be used in the Mojave S370 processor and include integrated 3-D graphics which could store textures in the processors 256K of on die L2 cache.  The Jalapeno core was also to have a RAMBUS ASIC cell memory controller on die, the first processor to have an on die RAMBUS controller, had it been produced.  Various references and articles give somewhat conflicting reports on the amount of L1 cache.  Most references claim 16K while others claim 16K instruction and 16K Data for a total of 32K.  Being as the Jalapeno was never fully taped out, it is possible that a firm decision had not yet been made.  The Mojave team was let go in the massive layoffs immediately after VIA purchased Cyrix from National Semiconductor.  It is doubt any samples were ever made as no evidence exists to suggest the Jalapeno core was even taped out (laid out for masks to be made, leading to actual physical chips).
Below is a chart detailing the differences in the Cyrix/VIA processor core at the time of the transition (1999-2000)
Processor MII (6x86MX) Joshua – Gobi – Jedi(Cayenne Core) Mojave(Jalapeno Core) VIA C3 (Samuel – Centaur C5A)
Socket Socket 7 Jedi- S7
Joshua/Gobi -S370
S370 S370
Supply Voltage 2.2-2.9V** 2.2V 1.8V?^ 1.9-2.0V
L1 Cache 64K 4-way 64K 4-way 16K or 32K 4-Way^ 128K 4-Way
L2 Cache external 256K 8-way 256K 8-way 0K
MMX Yes Yes Yes Yes
3D Now! No Yes Yes Yes
Integer Units 2 2 2 1
FPU Units 1 2 2 1
Pipeline Stages 7 7 11 12
Process 0.35u-0.18u** 0.18u 0.18u 0.18u
Speeds (MHz) 150-300 333-450 600+ 400-800
Power (W) 17.6-27.9 (2.9V)8.8-13.7 (2.2V) 20.1-24.6 ?? 5.6-19.3
Transistors 6.5 Million 22 Million 25 Million 11.3 Million
**Late National Semiconductor production parts scaled to 300MHz at 0.18u and used much less power then early 0.35 and 0.25u parts
^There are conflicting reports as to the voltage and L1 cache, most likely since this processor never made it off paper.
Sources:
EE Times: Cyrix Serves Jalapeno Core
FiringSquad: Cyrix III Joshua Launch
Cyrix III Joshua Datasheet (VIA) 
National Semiconductor Press Release: Jalapeno unveiled
Forbes: Taiwan Inc. Ready to snap up Cyrix?
The Real VIA/Cyrix Layoff Story
ARS Technica: Joshua
0 komentar

CARA MERAWAT PROCESSOR


CARA MERAWAT PROCESSOR


Processor sebagai otak utama pada komputer juga dapat menyebabkan masalah untuk komputer, salah satunya karena terjadi panas berlebih (overheating) sehingga dapat membuat komputer sering restart dan mungkin mati tiba-tiba. Untuk itu, diperlukan beberapa tips untuk menjaga suhu processor, dengan memastikan pendingin processor (headsink) dan fan dapat bekerja dengan baik.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan processor :
* Pastikan bagian atas prosesor Anda telah diolesi dengan thermal paste. Thermal Paste atau Thermal Grease adalah bahan gel yang berfungsi untuk mengangkat panas dari prosesor ke headsink. Untuk thermal paste yang berwarna silver memiliki kualitas lebih baik ketimbang yang berwarna putih.
* Pastikan casing memiliki jalur sirkulasi yang lancar, karena casing yang kurang sirkulasi akan menyebabkan komponen hardware didalamnya, termasuk processor, menjadi lebih cepat panas.
* Rapikan kabel-kabel, terutama kabel tipe ATA yang berukuran lebih besar dan lebar dibandingkan kabel SATA. Kabel yang rapi dapat memperlancar aliran udara dalam casing.
* Untuk komputer pribadi, mungkin Anda adpat membuka penutup casing, untuk efektivitas kelancaran sirkulasi udara, walaupun mungkin tidak sesuai dengan nilai estetika dan tidak enak dilihat karena hardware di dalamnya tampak dari luar.
Berikut tips utama untuk merawat processor :
* Putuskan hubungan atau kontak listrik dari komputer Anda. Diamkan beberapa saat agar headsink lebih dingin, kemudian buka headsink dan kipas dari processor.
* Pisahkan kipas dan headsink, lalu bersihkan kipas dengan kain basah. Bersihkan celah headsink dari debu, atau cuci dengan menggunakan kuas atau sikat yang lembut. Keringkan headsink dan usahakan tidak ada sisa air di celah headsink agar tidak konslet.
* Pasang lagi kipas dengan headsink, lalu pasangkan keduanya ke processor seperti sediakala.
* Anda dapat melakukan perawatan 3 bulan sekali, terutama dalam ruangan yang ber-AC. Namun, jika lingkungan banyak debu, perawatan dapat dilakukan setiap sebulan sekali.
Tulisan ini dikirim pada pada Selasa, November 24th, 2009 21:52 dan di isikan dibawah TIPS KOMPUTER. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari website anda.
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PROCESSOR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger